MENEMPUH ILMU DENGAN LINGKUNGAN INTERNASIONAL DI NEGERI SAKURA

Melanjutkan studi ke negeri sakura setelah lulus SMA adalah mimpi dari hampir kebanyakan pelajar tingkat akhir di SMA. Akan tetapi, ketakutan dengan kendala Bahasa dan juga finansial hampir mematahkan mimpi dari beberapa pelajar tersebut. Bahasa dan juga finansial adalah suatu tantangan besar bagi beberapa pelajar SMA untuk melanjutkan studi ke Jepang jika dibandingkan dengan melanjutkan studi di perguruan tinggi di Indonesia. Karena hal tersebut, banyak pelajar yang tidak berani bermimpi untuk menempuh ilmu sampai ke negeri sakura.

Itulah hal yang saya alami saat saya duduk di tingkat akhir SMA. Karena salah satu beban pikiran saya adalah untuk belajar Bahasa Jepang untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi di Jepang akan menambah beban finansial dikarenakan belajar Bahasa Jepang memakan waktu dan juga biaya tambahan sebelum dapat belajar di perguruan tinggi di Jepang.

Akan tetapi, setelah browsing dan juga mendapatkan beberapa referensi saya menemukan sebuah Universitas di Jepang yang sepertinya mematahkan ketakutan saya untuk melanjutkan studi sampai ke negeri sakura. Sebuah Universitas dengan nama RItsumeikan Asia Pacific University (APU) yang sebelumnya belum pernah saya dengar apalagi berpikir untuk melanjutkan studi ke universitas tersebut. Dan kebetulan, APU memiliki representative office di Jakarta. Tanpa berpikir panjang, saya langsung datang ke kantor mereka untuk mengumpulkan informasi terkait program studi dan juga pendaftaran untuk dapat belajar di universitas tersebut.

Setelah datang ke representative office APU di Jakarta, tanpa pikir lebih panjang lagi saya langsung meminta formulir pendaftaran. Hal tersebut saya lakukan dikarenakan APU dapat menawarkan segala solusi dari ketakutan saya yang saya sebutkan sebelumnya. Dari informasi yang saya dapatkan, mayoritas mahasiswa di APU adalah mahasiswa dari berbagai belahan dunia yang program studi nya dapat diselesaikan dengan Bahasa Inggris. Selain itu, APU juga menawarkan program Tuition Reduction Scholarship yang dapat meringankan beban finansial untuk melanjutkan program studi di negeri sakura.

Seluruh proses pendaftaran saya selesaikan di Representative Office mereka di Jakarta. Yang membuat saya bingung, untuk kampus sebesar APU mereka tidak memerlukan tes tertulis. Proses pendaftaran yang saya jalankan hanya menyampaikan dokumen administrasi dan juga dokumen akademik termasuk sertifikasi Bahasa Inggris (TOEFL IBT/IELTS). Setelah saya dinyatakan lulus untuk screening dokumen, saya dipanggil untuk interview di representative office mereka. Dan kebetulan, di tahun 2014 saya mendapatkan kesempatan untuk interview dengan perwakilan dari APU langsung. Saya langsung dihadapkan dengan orang Jepang dan juga orang Eropa dari Admission Office APU.

Tidak lama setelah saya dipanggil untuk interview, seminggu kemudian saya diberi kabar bahwa saya diterima untuk melanjutkan studi ke APU. Senang rasanya bahwa saya dapat menggapai mimpi saya untuk dapat studi di negeri sakura. Segala persiapan saya sebelum berangkat ke APU, dibantu oleh representative office mereka. Dari pengurusan visa pelajar sampai dengan pesawat keberangkatan diurus oleh mereka. Hingga tiba saatnya saya harus meninggalkan rumah untuk pindah ke kota kecil di pulau Kyushu yang bernama Beppu.

Sesampainya di Fukuoka Airport, saya dan juga teman-teman seangkatan saya yang berjumlah 83 orang dijemput oleh perwakilan perkumpulan mahasiswa Indonesia di APU (APUina). Setelah dijemput, kami langsung berangkat ke tempat tinggal kami selama setahun pertama yaitu AP House (Asrama yang berlokasi di dalam kampus). Sesampainya di AP House, kami diberikan induksi dan juga beberapa tips dari senior untuk menempuh hidup selama 4 tahun di Beppu. APUina menyambut kami dengan hangat dan juga senior-senior kami sangat membantu kami selama kami berada di APU.

2 minggu setelah kami sampai, dengan modal untuk bertahan hidup selama di Beppu yang kami terima dari senior-senior APUina, kami langsung memulai program studi kami di APU untuk 4 tahun ke depan. Akan tetapi, kurikulum dari APU mewajibkan kami untuk mengambil kelas Bahasa Jepang selama 1 tahun pertama agar kami dapat berkomunikasi dengan warga lokal disana. Selain itu, tentu saja kami juga mengambil kelas-kelas yang sesuai dengan mata jurusan kami.

Di kelas-kelas yang kami ambil, kami bertemu juga dengan mahasiswa asing dari negara-negara lain. Yang dimana, di hampir setiap kelas kami diharuskan untuk kerja kelompok dengan mereka. Pengalaman tersebut sangatlah membantu kami karena dengan begitu, kami dapat belajar kultur serta etika dari negara lain tanpa harus ke negara tersebut yang akan membantu kami di dunia karir kami saat kami bekerja ataupun kerjasama dengan warga negara asing.

Salah satu acara yang ditunggu-tunggu oleh seluruh mahasiswa APU dan jajaran staff dari APU Office adalah Indonesian Week. Indonesian week adalah suatu pertunjukan yang dilakukan selama seminggu untuk menunjukan budaya Indonesia di APU. Di acara tersebut, untuk performers pada setiap event yang kami tampilkan tidak hanya warga negara Indonesia saja. Demand dari mahasiswa asing pun sangat tinggi untuk berpartisipasi dalam Indonesian Week dikarenakan acara tersebut adalah multicultural terbaik menurut mahasiswa dan juga jajaran office. Di acara tersebut, kami menunjukan berbagai tarian, makanan, dan juga di acara finale pada hari Jum’at adalah event yang paling ditunggu-tunggu karena kami menujukan theater yang menampilkan cerita-cerita dengan budaya serta adat Indonesia.

Selain belajar serta berpartisipasi dalam kegiatan mahasiswa, tentu saja kami juga membutuhkan dana tambahan agar kami dapat bertahan hidup selama 4 tahun berkuliah jauh dari rumah. Hal ini tidaklah menjadi masalah bagi saya dikarenakan APU Student Office membantu saya untuk membuat work permit yang diperlukan untuk mendapatkan Part-Time Job. Tidak hanya membuat work permit, APU Student Office juga menawarkan berbagai macam pekerjaan sampingan yang dilakukan di dalam kampus. Salah satu pekerjaan paruh waktu yang saya ambil di dalam kampus adalah menjadi Technical Support Staff yang dimana saya diperlukan untuk membantu mahasiswa yang sedang membuat acara kegiatan perkumpulan mereka dari segi teknis yaitu menyiapkan serta menjadi operator untuk Sound System dan juga Lighting yang diperlukan. Tentu saja, ilmu yang saya dapatkan untuk menjalankan pekerjaan tersebut saya terima dari senior saya di pekerjaan tersebut. Selain itu, saya juga beberapa kali bekerja untuk membantu program orientasi mahasiswa baru.

Tidak hanya bekerja di dalam kampus, dari modal dikenalkan oleh senior saya di APUina ke beberapa pemilik usaha kecil menengah hingga pusat hiburan besar di Beppu saya dapat bekerja di sebuah resort ternama di Beppu sebagai Hall Staff untuk sebuah restoran. Di pekerjaan tersebut, selain saya mendapatkan upah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan, saya juga dapat melatih serta belajar Bahasa Jepang karena pekerjaan tersebut memerlukan interaksi secara besar ke warga lokal maupun turis asing yang berkunjung ke restoran tersebut. Pengalaman tersebut sangatlah tidak terlupakan dikarenakan disana saya belajar untuk bekerja bersama Warga Negara Jepang.

Tidak terasa, 3 tahun lama nya hingga akhirnya saya dapat duduk di tahun terakhir saya sebagai Mahasiswa. Di tahun tersebut, kami sudah harus menetukan serta berpikir apa yang akan kami lakukan setelah kami lulus dari universitas. APU sangatlah membantu karena mereka juga menyediakan career office untuk membantu kami menentukan jalan yang harus kami tempuh untuk melanjutkan hidup setelah lulus dari universitas. Tak hanya itu, APU juga selalu mengadakan On Campus Recruitment bagi mahasiswa yang tertarik untuk melanjutkan karir di negeri sakura. Dengan banyak pilihan perusahaan yang datang ke kampus untuk merekrut mahasiswa asing sebagai calon pegawai mereka, bagi kami yang tertarik untuk bekerja di Jepang tidak perlu bingung karena pilihan perusahaan yang datang ke kampus sangatlah beragam dari berbagai macam industri. Dikarenakan hal tersebut, banyak dari kami yang sudah menerima tawaran pekerjaan sebelum kami dinyatakan lulus dan wisuda dari APU.

Begitulah pengalaman yang saya rasakan selama menimba ilmu di negeri sakura. Tak terasa 4 tahun berjalan dengan sangat cepat hingga akhirnya saya lulus dan melanjutkan karir di sebuah perusahaan Jepang yang sudah berjalan selamat 3 tahun hingga saat ini. Berkuliah di APU sangatlah membantu saya untuk dapat memahami segala kultur, budaya, dan juga etika bisnis warga negara Jepang. Jika saya bisa, saya yakin seluruh pelajar SMA pun juga dapat menimba ilmu hingga negeri sakura.

Penulis: Hafiz Kentaro Adhitama

Artikel ini ditulis berdasarkan pengalaman di tahun 2014-2018